Pasien Terancam Tak Bisa Berobat, Pemblokiran Sepihak Asuransi Picu Kekhawatiran


SINARSUMUTNEWS.COM

Sejumlah pasien asuransi di Indonesia kini menghadapi kendala serius dalam mendapatkan layanan medis yang mereka butuhkan. Sebab, tanpa pemberitahuan yang jelas, beberapa perusahaan asuransi melakukan pemblokiran sepihak terhadap dokter dan fasilitas kesehatan tertentu, sehingga pasien kehilangan akses ke dokter spesialis yang selama ini menangani mereka.

“Saya baru tahu dokter saya tidak bisa menerima layanan asuransi saat saya sudah di rumah sakit. Padahal saya rutin kontrol untuk penyakit kronis saya, dan tidak pernah ada masalah sebelumnya,” ujar seorang pasien yang terdampak, Kamis (13/3) siang. 

Hal yang sama juga dialami oleh pasien lain yang mengalami kondisi darurat, namun tidak bisa mendapatkan layanan karena pembatasan ini. Tanpa adanya transparansi dan pemberitahuan yang layak, kebijakan ini menimbulkan keresahan bagi banyak pasien yang bergantung pada layanan medis berbasis asuransi.

Menurut salah seorang pasien yang namanya minta dirahasiakan tersebut, regulasi perlu diperjelas. Sebab hingga saat ini, tidak ada aturan yang jelas mengenai prosedur pemblokiran tenaga medis atau fasilitas kesehatan oleh asuransi. 

Akibatnya, beberapa pihak pun menilai bahwa pemblokiran ini berpotensi merugikan pasien yang telah membayar premi secara rutin dan mengandalkan layanan kesehatan dari tenaga medis tertentu.

“Kami berharap ada regulasi yang memastikan hak pasien untuk mendapatkan perawatan dari dokter yang mereka percaya dan memastikan asuransi tidak bisa semena-mena membatasi layanan tanpa alasan yang transparan,” kata seorang keluarga pasien yang berada di Kota Binjai. 

Dugaan pemblokiran sepihak ini sudah dilaporkan ke regulator terkait, namun hingga kini belum ada langkah konkret yang diambil untuk melindungi hak pasien.

Jika praktik ini dibiarkan tanpa pengawasan, bukan tidak mungkin lebih banyak pasien akan kehilangan akses ke dokter dan rumah sakit yang selama ini menangani mereka.

Pertanyaannya, akankah regulator membiarkan kebijakan ini terus merugikan pasien?! 

(SSn1) 

Lebih baru Lebih lama